Setelah smartphone dan tablet, kacamata Google Glass diprediksi oleh para pengamat sebagai teknologi yang bakal mengubah dunia.
Saat ini pun versi 'advance' dari Google Glass, yakni Google Glass Explorer sudah dirilis. Namun pihak Google mengatakan bahwa masyarakat harus tetap bersabar menunggu Google Glass versi umum.
"Para konsumen harus bersabar menunggu hingga peluncuran Google Glass versi umum," ujar Eric Schmidt, Executive Chairman di Google.
"Saat ini Google Glass masih dalam tahap awal sekali. Pikirkan saja masih dalam tes ujicoba (beta). Mudah-mudahan bakal berjalan dengan lancar," imbuh Schmidt.
Saking besarnya antusias masyarakat terhadap Google Glass, belum resmi rilis, kacamata tersebut sudah diretas.
Pendiri aplikasi jailbreak Cydia for iOS, Jay Freeman, atau dikenal dengan nama Saurik, mengaku berhasil meretas Google Glass.
Melalui akun Twitter, Freeman menampilkan tautan foto demonstrasi dari device info tentang peretasan Google Glass.
Freeman yang juga dikenal dengan nama Saurik, mengaku mendapatkan Google Glass melalui program developer yang digelar oleh Google.
Proses peretasan atau di Android dikenal dengan istilah 'root' dilakukan Freeman dengan menggunakan tool B1nary. Tool ini memang diketahui mampu membuka akses root ke Android, seperti Android 4.0.4 yang dipakai di Google Glass.
Belum resmi rilis pun pihak Google juga merilis video tutorial bagi para calon pengguna Google Glass.
Video itu menampilkan cara mengoperasikan Google Glass dengan mudah melalui sentuhan jari. Ditunjukkan pula bagaimana cara mengaktifkan Glass, membuka konten, mengakses informasi, hingga berbagi foto dengan teman melalui Google Plus.
Selain itu, video berdurasi 68 detik ini juga membahas bagaimana cara berinteraksi dasar dengan perangkat pintarnya.
Ide awal pembuatan video tutorial ini disebut untuk memberikan gambaran seperti apa penggunaan Google Glass saat menempel di kepala.
Seseorang yang beruntung bisa 'mencicipi' kecanggihan Google Glass ini ialah Jay Lee. Namun tak hanya menguji cobanya, Lee juga ternyata berhasil mengungkap prosesor yang disematkan pada Google Glass.
Dengan menggunakan tool Android Debug Bridge (ADB), Lee berusaha mencari tahu info lain dari Google Glass. Hasilnya diketahui bahwa kacamata inovatif dari Google ini menggunakan prosesor Texas Instruments dual-core OMAP 4430 SoC dengan RAM sebesar 1GB, dan 682MB di antaranya tersedia untuk developer.
Prosesor ini tergolong produk lawas karena serupa seperti disematkan pada Samsung Galaxy S2 yang dirilis 2011.
Menurut Google, kacamata canggih ini dilengkapi flash memori 16GB, kamera 5 megapiksel, display HD, dan dijalankan dengan sistem operasi Android 4.0.4. Google Glass juga disebut dibekali konektivitas WiFi 802.11 b/g, Bluetooth, dan sistem audio terintegrasi langsung ke telinga pengguna.
Mendapat predikat sebagai teknologi yang paling diantisipasi saat ini, embuat banyak pihak berusaha terus mengulik informasi gadget canggih tersebut.
Gambar paten teknologi yang beredar mengindikasikan bahwa Google Glass generasi selanjutnya bakal transparan.
Berdasarkan gambar paten yang banyak beredar pun, Google mulai 'bermain-main' dengan ide kacamata transparan.
Dari Google sendiri berencana akan meluncurkan Google Glass untuk masyarakat pada akhir tahun.
Bahkan saking besarnya antusiasme pecinta teknologi akan Google Glass, beberapa perusahaan lainnya juga turut mengembangkan kacamata canggih dengan teknologi serupa.
Kita lihat siapa yang akan memenangi pertarungan kacamata canggih ini. Akankah Google Glass 'sang pelopor'? Atau mereka 'para penirunya'?
No comments:
Post a Comment